0
naskah drama monolog
Posted by Nida Yudhistira
on
2:19:00 PM
in
Tugas Drama SMA
PETAK UMPET
Karya
Nida Millaty
XII IA 5 / 27
Karya
Nida Millaty
XII IA 5 / 27
SALAM SASTRA. Jumpa lagi dengan kelompok drama SMA NEGRI 1 CILACAP. Saya, NIDAMILLATY dari kelas XII IA 5 akan menampilkan sebuah drama monolog yang saya beri judul “Petak Umpet.” Selamat menyaksikan.
Di sutu sore, ada seorang anak perempuan sedang bermain petak umpet, dan dia sedang berjaga. Teman-temannya sedang bersembunyi emtah dimana.
BABAK 1
Suasana pentas :
Di sebuah pekarangan yang banyak pohon. Sepi. Dan sesekali terdengar bunyi kendaraan lewat.
NIDA
(Menghadap sebuah pohon menutup mata dan sedang menghitung mundur)
“20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11. 10, 9, 8, 7 6, 5, 4, 3, 2, 1.”
(Membuka mata, berbalik, mengedipkan mata untuk mencerahkan pandangan)
“Aduh, pegel matanya.”
(Mulai mencari teman-temannya)
“Pada ngumpet dimana ya?”
(Mencari di balik semak-semak)
“Bhaa….”
“Ih ngga ada.”
(mencari lagi)
“Doorrrr! Disini ya? Lho ngga ada juga.”
(Mencari ke segala arah)
“Disini? Ngga ada. Di sini? Ngga ada juga.”
(Mulai bingung)
“Yha ampun… Pada dimana sih?”
(Berjalan-jalan sambil memandang sekeliling)
“Temen-temennnn…..”
(Bersandar pada sebuah pohon)
“Teman-temen….”
“Kalian dimana sih?”
(Menggaruk-nggaruk kepala)
“Heiiii…..”
“Ngumpetnya ko jauh-jauh banget?”
(Kesal)
“Oke, oke aku nyerah.”
“Habis ini kau jaga lagi deh, asal kalian ngga ngumpet jauh-jauh.”
“Tapi, keluar dulu dong.”
(Gelisah)
“Pada kemana si ini?”
(Jongkok)
“Ya ampun, dah mulai gelap.”
(Putus asa)
“Temen-temen…”
“Ayo dong , jangan becanda.”
“Riris, Indri, Danita……”
(Duduk dan bersandar pada pohon. Suaranya melemah)
“Riris….”
“Indri….”
“Danita…”
(Bangkit untuk berdiri)
“Kalau pada ngga mau keluar, aku pulang nich.”
“Aku itung sampe tiga ya…”
“Kalau belum pada keluar aku pulang.”
(Menarik nafas dan kemudian mengeluarkan pelan-pelan)
“Satu…..”
(Belum ada satupun yang keluar)
(Mulai gelisah)
“Duaaaa…..”
(Belum juga ada yang keluar)
(Semakin gelisah)
“Tiga!!!!”
(Tetap hening)
(Menangis)
“Oke, aku pulang nich. Terserah kalian mau ngumpet sampe kapan.”
(Menghadap sebuah pohon menutup mata dan sedang menghitung mundur)
“20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11. 10, 9, 8, 7 6, 5, 4, 3, 2, 1.”
(Membuka mata, berbalik, mengedipkan mata untuk mencerahkan pandangan)
“Aduh, pegel matanya.”
(Mulai mencari teman-temannya)
“Pada ngumpet dimana ya?”
(Mencari di balik semak-semak)
“Bhaa….”
“Ih ngga ada.”
(mencari lagi)
“Doorrrr! Disini ya? Lho ngga ada juga.”
(Mencari ke segala arah)
“Disini? Ngga ada. Di sini? Ngga ada juga.”
(Mulai bingung)
“Yha ampun… Pada dimana sih?”
(Berjalan-jalan sambil memandang sekeliling)
“Temen-temennnn…..”
(Bersandar pada sebuah pohon)
“Teman-temen….”
“Kalian dimana sih?”
(Menggaruk-nggaruk kepala)
“Heiiii…..”
“Ngumpetnya ko jauh-jauh banget?”
(Kesal)
“Oke, oke aku nyerah.”
“Habis ini kau jaga lagi deh, asal kalian ngga ngumpet jauh-jauh.”
“Tapi, keluar dulu dong.”
(Gelisah)
“Pada kemana si ini?”
(Jongkok)
“Ya ampun, dah mulai gelap.”
(Putus asa)
“Temen-temen…”
“Ayo dong , jangan becanda.”
“Riris, Indri, Danita……”
(Duduk dan bersandar pada pohon. Suaranya melemah)
“Riris….”
“Indri….”
“Danita…”
(Bangkit untuk berdiri)
“Kalau pada ngga mau keluar, aku pulang nich.”
“Aku itung sampe tiga ya…”
“Kalau belum pada keluar aku pulang.”
(Menarik nafas dan kemudian mengeluarkan pelan-pelan)
“Satu…..”
(Belum ada satupun yang keluar)
(Mulai gelisah)
“Duaaaa…..”
(Belum juga ada yang keluar)
(Semakin gelisah)
“Tiga!!!!”
(Tetap hening)
(Menangis)
“Oke, aku pulang nich. Terserah kalian mau ngumpet sampe kapan.”
Kemudia Nida pulang dengan perasaan sedih dan kesal. Amanat yang dapat diampil dari drama monolog diatas adalah kita tidak boleh lari dari dan tanggung jawab dan jangan suka mempermainkan teman.
Sekian drama monolo dari kami. Semoga dapat menghibur dan dapat diambil manfaatnya. Terima kasih.
Posting Komentar