2

SMILE 19

Posted by Nida Yudhistira on 4:27:00 PM in
Masih Sabtu, 06.45pm (Rumah Rama)

Keputusan aku untuk bertemu dia tadi ternyata salah besar. Aku pikir hari ini aku bisa menyelesaikan semuanya. Tapi memang benar sih. Sekarang semua masalah kami telah selesai. SELESAI.

"Yha ampun Dyn, kau masih di sini? Aku dari tadi mencoba menghubungimu. Aku sedang latian band tadi. Tapi nomormu tidak aktif. Aku sms juga tidak bisa masuk. Ada apa Dyn?" Aku menutup buku harianku. Ternyata benar, dia pasti mencari-cari alasan untuk tidak bertemu denganku.
Dia duduk di sebelahku. Tapi aku sama sekali tidak berani menoleh ke arahnya. Pandanganku lurus kedepan. Meskipun aku juga tidak tau aku sedang melihat apa. Tapi aku juga takut sekali untuk melihat wajahnya.
"Apa band itu lebih penting daripada aku Rik?" Kataku datar.
"Ayolah Dyn, jangan mulai lagi. Aku sedang tidak ingin membicarakan ini." Katanya.
"Tapi maaf membuatmu kecewa. Sayangnya aku hanya punya topik ini. Sebulan ini aku hanya punya topik ini. Memangnya ada topik apalagi? Bukankah topik ini yang selalu kau berikan padaku sebulan ini?"
"Oh, oke baiklah. Sekarang apa yang kau ingin bicarakan?" Katanya lagi.
"Akankah kau kembali seperti yang ku kenal dulu Riko?"
"Aku sudah berulang kali mengatakan padamu Dynda, tolong berikan aku waktu."
"Tapi sampai kapan Riko? Sampai kapan? Sampai kapan kau akan memperlakukanku seperti ini?"
"Entahlah Dynda, aku juga tidak tau."
"Riko, apa kau sedang menyukai seseorang selain aku?"
"Kau bicara apa Dynda?" Dia menatapku. Tapi sampai saat ini aku belum berani menoleh ke arahnya.
"Jawab saja!"
"Tentu saja tidak. Aku tidak pernah merasakan suka kepada seseorang selain kau sejak kita pacaran."
"BOHONG!!! KAU PASTI BOHONG!!! Kalau kau sedang tidak menyukai seseorang kau tidak akan mungin bosan kepadaku." Kali ini aku menatpnya. Aku ingin dia melihat betapa rapuhnya aku, betapa besarnya rasa sakit yang sedang aku rasakan. Dia kemudian menunduk. Dia tidak bicara apa-apa lagi.
"Benarkan. Kau sedang menyukai seseorang."
"Tidak Dynda. Percayalah kepadaku. Yang aku tau sampai saat ini aku hanya menyukaimu."
"LALU KENAPA KAU SEPERTI INI KEPADAKU." Aku berteriak di samping telinganya. Dia mungkin harus ke THT setelah ini. Tapi dia tidak menjawab apa-apa. Dia hanya menunduk. "Apa kau masih menyayangiku Riko?" Dia kemudian menatapku lagi.
"Iya Dynda, aku masih menyayangimu." Bagaikan angin segar yang menerpa tubuhku saat itu. Dia masih menyayangiku. Masih menyayangiku.
"Tapi aku tidak tau apa aku masih mencintaimu apa tidak." Angin segar apa? Sekarang sepert kobaran api yang mulai membakar tubuhku pelan-pelan.
"APAH??? TADI KAU BILANG KAU MENYAYANGIKU. SEKARANG KAU BILANG KAU TIDAK MENCINTAIKU. LALU SEBENARNYA APA PERASAANMU KEPADAKU RIKO??!!!!" Aku berdiri sambil berteriak-teriak lagi. Aku tidak percaya ini. Dia tidak mencintaiku lagi. Memangnya apa salahku?
"Aku tidak bilang kaluaku sudah tidak mencintaimu lagi Dynda. Aku hanya...."
"HANYA APA? Kau tidak mencintaiku lagi Riko. Kau sudah tidak mencintaiku lagi." Aku terduduk lemas. Air mata yang dari tadi aku tahan-tahan sekarang mulai tumpah. "Kenapa kau tidak pernah mengatakannya?" Suaraku bergetar. Kini aku tidak tau perasaan apa yang sedang aku rasakan.
"Aku tidak tau bagaimana harus mengatakannya."
"Kalau kau sudah tidak mencintaiku, kenapa kau tidak memutuskanku?" Aku mencoba tenang. Aku yakin ini semua akan segera berakhir.
"Aku tidak tau bagaimana harus memutuskan seorang cewe. Karna aku memang belum pernah melakukannya."
"Jadi maksutmu, kau menungguku memutuskanmu?"
"Ya." Ya. Ya dia bilang. Ya Tuhan, semoga aku hanya sedang bermimpi.
"KAU JAHAT RIKO. KAU JAHAT. Kita sudah hampir dua tahun pacaran. Dan kau mencampakanku begitu saja? Aku mencintaimu Riko. Aku sangat mencintaimu."
"Maafkan aku Dynda. Aku harus segera pulang. Sudah hampir maghrib. Sepertinya juga akan hujan. Kau juga harus pulang Dynda." Aku menggenggam lengannya saat dia hendak berdiri. Aku ingin mencegah semua ini. Aku tidak ingin di pergi. Aku ingin dia tetapdisini. Disini bersamaku.
"Apa itu berarti kau memutuskanku Riko?"
"Maafkan aku Dynda." Dia kemudian melepas tanganku dan pergi. Inikah akhir dari hubungan kami. Hubungan yang sudah susah payah kami bangun dua tahun ini? Inikah saatnya kita harus menyadari kalu hubungan ini memnag tidak bisa di pertahankan? Aku terus saja melihat kearahnya sampai dia benar-benar pergi. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Aku mati rasa. Dia pergi, dia pergi.

Cukup lama aku duduk dengan pikiran kosong disitu. Aku selalu mencoba berfikir kalau ini hanya mimpi. Ini pasti hanya mimpi. Tapi rasa sakit yang aku rasakan terlalu nyata. Terlalu nyata untuk sekedar disebut mimpi. Lalu apa yang harus aku lakukan?
Adzan maghrib menyadarkanku. Ternyata sedang hujan deras. Dan badanku telah basah kuyup. Aku harus pergi dari sini. Kurasakan kakiku sanagt lemas saat berdiri dan berjalan. Aku kemudian berteduh dan mencari hapeku di tas. Saat aku mengaktifkan hapeku banyak sms yang masuk. Tapi aku langsung menghapusnya. Pasti ini sms dari Riko. Aku mengambil sepedaku. Aku tidak ingin pulang. Tapi aku juga tidak tau aku harus kemana. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Pikiranku tidak bisa bekerja. Sampai akhirnya aku tiba di rumah Rama. Sahabatku.
Dia kaget melihatku keadaanku. Dia mengambilkan haduk kepadaku.

"Dynda, apa yang terjadi? Kenapa kau seperti ini?"
"Aku, aku..."
"Sudahlah, bicaranya nanti saja. Sekarang masuk dulu. Ganti bajumu. Kau basah kuyup. Aku akan menyuruh ibuku mencarikan baju kakaku yang pas untukmu."
"Boleh aku menumpang sholat maghrib di sini?"
"Tentu saja. Tapi kau harus ganti baju dulu."

Rama memang sahabat terbaikku. Keluarganya juga sangat baik kepadaku. Sekarang aku mengenakan baju kakaknya. Lumayan pas. Perasaanku sudah lebih tenang sekarang. Aku beruntung sekali bisa kesini. Rama adalah teman SMPku dulu. Dia juga kenal dengan Riko. Dia satu-satunya pria yang tidak di cemburui Riko bila aku dekat dengannya. Tapi sekarang Rama sekolah di Purwokerto. Dan beruntung aku Rama sedang ada disini.

"Dynda kau menulis terus. Makan dulu.Ibuku sudah memasak makanan untuk kita." Aku tidak tau harus berkata apa. Mereka baik sekali. Aku hanya bisa tersenyum.

|

2 Comments


Rama sih siapa nid ??


Ngarang Ris....
Haha
udu seratus persen tru story...
:-p

Posting Komentar

NIDA MILLATY BLOG says ADA KO YANG TIDAK MUNGKIN. but Live is beautifuLL. So, Jangan pernah sia-siain hidup

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Copyright © 2009 Hidup untuk Bercerita All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.