0

SMILE 6

Posted by Nida Yudhistira on 1:02:00 PM in
Selasa, 17 April 2006 10.00am Kamar Mandi Sekolah

Sial. Aku pikir sms tadi pagi itu dari Adit. Ternyata bukan. Tapi sms itu dari Riko. Dan aku tidak membacanya. Hpku langsung aku buang saat aku baca pengirimnya bukan Adit. Yha ampun ternyata itu Riko. Dan aku tidak membalasnya. Dasar bodoh! Hari ini aku lupa tidak mengerjakn pr. Dan seharusnya aku sudah di hukum. Tapi Riko membantuku mengerjakan pr. Aku bener-bener beruntung punya dia.

"Hay, Dyn? Lagi ngapain?" Riko menyapaku saat aku sibuk ngopi paste PRnya Chika teman sebangkuku.
"Apa kau pikir kau melihku sedang mengelas besi?" Aku menjawabnya tanpa menoleh ke arahnya. Aku benar-benar sibuk.
"Yeah, kenapa belum mengerjakan pr?"
"Aku sibuk."
"Memang sibuk apa sampai-sampai tidak sempat mengerjakan pr?" Yha ampun, dari sekian banyak pertanyaan kenapa dia harus bertanya tentang itu? Tidak mungkin aku mengatakan kalau semalan aku memikirkan ucapanya karna dia telah menembakku. Dan aku juga tidak tidur semalaman hanya menunggu sms dari Adit. Tidak. Tidak mungkin aku mengatakan seperti itu.
"Ehm, banyak yang aku kerjakan. Sudahlah itu tidak penting. Aku harus menyelesaikan ini dulu. Apa kau mau aku di setrap di depan kelas gara-gara belum mengerjakan pr?"
"Aku mau menemanimu kalau kau sampai di setrap." Katanya dengan riang.
"Kau gila." Kemudian dia malah tertawa. Apanya yang lucu?
"Sinih. Biar aku saja yang mengerjakan. Dasar pemalas." Dia mengambil buku tulisku dan kemudian menerjakn PRku. Cepat sekali. Walaupun tulisannya ga lebih baik dari anak SD. Tapi lumayanlah masih bisa di baca. Dan bisa selesai tepat waktu. Pak Agus guru matematikaku datang tepat saat Riko menyelesaikan PRku.
"Oh, oke. Terima kasih." Kataku sambil bisik-bisik.
"Sama-sama." Jawab Riko sambil bisik-bisik juga. Aku mencari Cika. Gawat kalau sampai dia masih di luar. Pak Agus pasti akan memelannya hidup-hidup.
"Kau mencari Cika?"
"Ya. Kau melihtnya?" Dan saat itu kau melihat Cika sudah duduk di dalam. Tapi dia duduk dengan Vandi teman sebangku Riko. Kemudian Riko tertawa pelan.
"Kenapa Cika duduk di sana dan kau duduk disini? Cepat kembali ke tempat dudukmu sendiri bodoh!"
"Aku tidak mau."
"Apa maksutmu? Kemabalilah Riko. Dasar idiot!" Aku mencoba mendorongnya pelan. Coba kalau pak Agus tidak ada di kelas. Aku pasti sudah menendangnya. Aku tidak mau duduk dengannya. Karna aku pasti tidak bisa konsentrasi. Yha ampun mikir apa sih dia?
"Aku mau duduk di sini Dynda, kalau kau mau pindah, pindah saja." Nada ucapannya benar-benar mengejekku. Aku menoleh ke sekeliling. Mungkin saja ada yang tidak masuk. Tapi ternya tidak ada yang kosong.
"Oh, oke. Kau menang Riko." Kataku dengan ketus. Dan Riko kembali tersenyum mengejek.

Dan benar. Aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Aku benar-benar canggung. Cika memang penghianat. Aku pasti akan membalasnya. Duduk terlalu dekat dengan Riko membuatklu sadar ternyata dia cukup tampan. Kulitnya putih bersih. Ya ampun beda banget sama kulitku. Dia pasti rajin mandi.
Oups. Ada yang mengetuk pintu. Sepertinya aku sudah terlalu lama disini. Bel masuk juga sudah berbunyi. Riko pasti sudah menunnguku. Tapi semoga dia mau menyingkir dari sebelahku.

|

0 Comments

Posting Komentar

NIDA MILLATY BLOG says ADA KO YANG TIDAK MUNGKIN. but Live is beautifuLL. So, Jangan pernah sia-siain hidup

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Copyright © 2009 Hidup untuk Bercerita All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.